JAKARTA – Rakernas II PPUMI Luncurkan Gerakan Indonesia Zero Stunting untuk Atasi Masalah Stunting
Rakernas II Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) meluncurkan Gerakan Indonesia Zero Stunting sebagai upaya untuk membantu pemerintah mengatasi masalah stunting pada tahun 2030. Gerakan ini juga bertujuan untuk membentuk generasi emas pada tahun 2045. Ketua Umum PPUMI, Munifah Syanwani, menegaskan bahwa untuk mengatasi stunting, pemberdayaan UMKM perempuan perlu dilakukan agar mereka semakin mandiri dan memberikan manfaat.
“Ekonomi perempuan dan rumah tangga sangat penting, dan kita mulai dari UMKM mikro. Kita perlu mengembangkan ekonomi perempuan, mengurangi kemiskinan, dan mengatasi stunting,” ujar Munifah dalam keterangan pers pada Jumat (3/11/2023).
Munifah menjelaskan bahwa banyak orang menganggap stunting hanya sebagai masalah pertumbuhan fisik, padahal banyak faktor yang mempengaruhinya. Ia percaya bahwa peningkatan kemampuan ekonomi perempuan dapat berperan dalam mengatasi masalah stunting. “Kekurangan nutrisi dan gizi yang menyebabkan stunting dapat ditekan jika ibu memiliki kemampuan untuk memperoleh dan memberikan gizi yang baik bagi dirinya dan anaknya. Kemampuan ini dapat diperoleh melalui pemberdayaan UMKM perempuan,” jelasnya.
Munifah juga menggarisbawahi pentingnya memberikan pembekalan kepada calon orang tua tentang penanganan stunting sejak dini, bahkan sejak masa remaja. Informasi tentang kesehatan reproduksi, pertumbuhan anak, dan perawatan anak sangat penting. Dengan adanya gerakan ini, Munifah berharap dapat mencapai zero stunting pada tahun 2030. Saat ini, prevalensi stunting nasional mencapai 21,6 persen, dan target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 harus dicapai dengan kerja sama berbagai pihak.
Di sisi lain, Menteri Keuangan sekaligus Ketua Dewan Pembina PPUMI, Sri Mulyani Indrawati, dalam pidato pengarahannya menegaskan pentingnya UMKM yang dikelola perempuan dalam memajukan perekonomian nasional. Selain itu, UMKM yang dikelola perempuan juga berperan penting dalam mengatasi masalah stunting. Menurutnya, penanganan stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor dan berbagai pihak.
“Perempuan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia,” pungkasnya.